Minggu, 26 Mei 2013

Perumpamaan Tentang Pohon

http://farm1.static.flickr.com/90/273748709_643cdb219c.jpg


Ada seorang petani miskin yang memiliki sepetak tanah kosong diperkarangan rumahnya,dia bingung mau diapakannya tanah yang kosong itu,sampai suatu hari seorang sahabatnya dari kerajaaan yang jauh memberikannya padanya suatu bibit dari sebuah pohon.

"Bibit apakah ini,wahai sahabatku yang baik?apakah dia akan menimbulkan keuntungan bagiku apabila sudah sampai waktunya nanti?

"Percayalah padaku wahai sobatku,pernahkah aku menimbulkan kerugian atas lumbung dan hartamu?bukankah aku selalu membawa sukacita atas rumahmu dan kepenuhan atas lumbungmu?"apabila tiba waktunya nanti maka aku akan kembali dan engkau akan mendapatkan keuntungan yang kau harapakan dari bibit ini."

"Baiklah jadi seperti perkataanmu sahabatku,sebab aku percaya sepenuhnya pada perkataanmu"

Sahabatnya pun pulang kekerajaannya,meninggalkan petani itu dengan sebuah bibit dari pohon yang asing baginya namun karena kepercayaanya pada sahabatnya,maka ia menanam pula bibit tersebut disepetak tanah itu.


Waktu pun berlalu,pohon itu sudah memiliki tunas,sangat kecil dan rapuh.Musim panas pertamanya pun tiba,panas yang menyengat membuat tunas kecil itu mulai melayu.
"Alangkah baiknya aku menyiram tunas itu agar dia tetap hidup dan tidak mati."
sang petani pun dengan rutin menyirami tunas itu dengan air,lewatlah musim panas yang pertama dan tunas itu masih hidup

Waktu berlalu lagi,pohon itu telah memiliki batang yang kuat dan daun yang segar pun mulai bermunculan,mengundang ulat-ulat kecil untuk menggerogotinya.
"Alangkah baiknya apabila aku musnahkan saja hama-hama penggangu itu,agar pohon itu tetap hidup dan tidak mati"
Maka sang petani pun memusnahkan semua ulat-ulat kecil itu sampai tidak ada sisanya

Waktu pun berlalu,namun kali ini pohon itu tidak bertumbuh dengan pesat,tingginya masih sama dan batangnya masih kecil
"Alangkah baiknya apabila aku berikan pupuk saja,agar pohon yang berakar ini dapat terus bertumbuh dan kuat"
Maka sang petani pun dengan rutin menyiram dan memupuk pohon itu

Waktu pun berlalu,sekarang pohon itu telah berbatang kuat dan tinggi,namun belum berbuah karena belum tiba musim berbuah karena saat itu adalah musim panas.Musim itu tak ada ladang yang dituai karena semua tanaman mati karena panas,lumbung sang petani pun mulai kosong.Saat sang petani duduk termangu memikirkan lumbungnya dan hartanya yang semakin menipis,tetangganya yang seorang kaya dan tinggal disebelahnya pun menegornya
 "Alangkah eloknya dan kuatnya batang kayu pohon yang kau senderi itu kawanku,maukah engkau menjualnya padaku?aku memerlukan kayunya untuk dijadikan palungan untuk tempat makan ternak-ternakku,apabila engkau setuju maka aku akan memberikan padamu 20 keping emas dan besok teruna-terunaku akan datang dan menebang jatuh pohon tersebut."
 sang petani pun berpikir,
"Alangkah banyaknya jumlah yang ditawarkannya,kalau aku menerimanya maka lumbungku pasti berlimpah sampai lewat dua musim panas,namun masakah aku mengkhianati sahabatku dan menjual pohon  pada orang ini?"

"Maafkan lah aku tetanggaku,aku tidak bisa menjual pohon ini sebab ia belum berbuah dan aku telah terikat janji dengan sahabatku untuk menjaganya."
 Maka pergilah orang kaya itu dengan muram mukanya sebab ia tidak suka ditolak

 Waktu pun berlalu,pohon itu sudah mulai berbuah,namun kondisi sang petani sangat memprihatinkan,badannya kering kerontang dan lumbungnya kosong melompong,ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk memetik buah dari pohonnya,dua karung jumlahnya.Ia kelelahan setelah mengumpulkan buah pohon itu dan masuk ke pembaringan,saat itu datanglah sahabatnya dari kerajaan yang jauh untuk menemui dia

"Hai sahabatku,dimanakah engkau?"
"Aku disini sahabatku"
"Apakah ang terjadi padamu sahabatku?tubuhmu kurus sekali?"
"Lumbungku kosong begitu pula hartaku,sekarang yang kumiliki hanya tinggal pohon dan buah yang telah kupetik itu,dua karung jumlahnya"
"Bebahagialah sahabatku,sebab aku akan membayar 5 keping emas untuk setiap buah yang terdapat dalam karung itu,sebab itu adalah buah yang sangat langka dan tidak dapat tumbuh pada tempat manapun dinegeriku,namun padamu,dia telah tumbuh sampai berbuah sebanyak itu maka aku akan mengundang engkau untuk ikut denganku dan menikmati buah dari pohon yang telah engkau rawat itu bersama-sama denganku di aula emas kerajaanku."
maka pergilah petani itu bersama sahabatnya kekerajaan yang jauh itu dan hidup disana sampai selamanya. 

0 komentar:

Posting Komentar